Ada kecenderungan masjid makin tak bersahabat dengan anak. Di sebuah status FB, yang dishare nyaris dua ribu kali, seluruh fesbuker yang men-syer mengiyakan fenomena masjid angker. Keangkeran masjid makin mewabah, seiring banyaknya takmir masjid yang beragama secara terlalu serius minus humor.
Anak adalah masa depan umat Islam. Seharusnya mereka diakomodasi agar masjid makin makmur dan keberlangsungan jamaah menjadi terjaga. Juga agar mereka tak terasing dari masjid lantas menghabiskan waktu dan membentuk karakternya di tempat yang tak sepatutnya.
Segala kekerasan terhadap anak (baik secara fisik, psikis, visual, verbal) akan membekas cukup lama. Teror yang diterima anak akan membuat trauma terhadap masjid. Butuh waktu dan energi untuk mengembalikan ketakutan ini dan sayangnya tak banyak yang melakukan hal ini.
Orang dewasa berhak untuk salat secara khusuk dan damai, tetapi anak-anak juga berhak untuk dekat dengan Tuhan dan Islamnya juga. Keduanya harus diakomodasi. Salah satu solusi yg bisa ditempuh adalah: manfaatkan ruang serambi untuk jamaah khusus anak-anak. Tunjuk saja 1 atau 2 orang remaja yang sudah cukup dewasa untuk menjadi imam.
Yang tak kalah penting, perlu gerakan yang lebih massif untuk menghadang laju masifnya Islam serius. Kita butuh Islam yang ramah terutama kepada anak cucu kita sendiri, masa depan Islam kita, masa depan bangsa ini.
Comments