Ekonomi adalah upaya manusia dalam memenuhi segala kebutuhannya
yang nyaris tak terbatas dengan sumber daya yang sayangnya terbatas. Ada banyak
cara yang bisa dilakukan manusia, mulai secara tradisional hingga modern. Dalam
upaya ini, manusia mengalami beberapa level perkembangan.
Setidaknya terdapat empat tahap perkembangan dunia
perekonomian manusia. Keempat level tersebut adalah level (i) ekonomi ekstraktif;
(ii) ekonomi post-ekstraktif; (iii) ekonomi jasa; dan (iv) informasi/data.
Keempat ini berkembang dari satu level menuju level selanjutnya. Meski bersifat
hierarkhis, namun keempat level ini tidak meninggalkan satu dan yang lainnya.
Keempatnya tetap eksis sampai sekarang dan saling terkait, namun tidak saling
meninggalkan.
Ekonomi Ekstraktif
Pada mulanya, manusia berusaha memenuhi kebutuhannya dengan
mengambil langsung segala yang ia butuhkan dari alam semesta. Manusia perlu
makan nasi, ia memanen dari alam. Manusia perlu garam, ia menambang atau
mengeringkan lautan. Manusia perlu rumah, ia menebang pohon. Begitu seterusnya.
Dalam tahap ini, manusia berada pada posisi yang sangat dekat dengan alam. Dan
ini hanya berlaku pada era purba.
Ekonomi Post-Ekstraksi
Tahap selanjutnya adalah manusia merasa bahwa kebutuhannya belum
terpenuhi kalau hanya mengambil dari alam di sekitar mereka. Hal ini karena
kebutuhan semakin meningkat sementara alam sekitar mereka tak (lagi) mampu
menyediakan kebutuhan tersebut. Seorang petani bisa memenuhi kebutuhan akan
sayuran, tapi ia tak bisa memenuhi kebutuhan garam.
Sebaliknya, petani garam bisa memenuhi kebutuhan garam tapi
tak bisa memenuhi kebutuhan sayur dan beras. Akhirnya kedua pihak tersebut saling
berbagi dan saling memenuhi kebutuhan dengan pola barter. Dalam konteks yang
lebih lanjut, para pedagang mengembangkan barter untuk mendapatkan selisih antara
harga beli dan harga jual. Pada tahap ini ada barang yang ditransaksikan.
Ekonomi Jasa
Pada tahap selanjutnya, para pihak tidak mentransaksikan barang.
Mereka mentransaksikan skil atau keahlian dalam bidang tertentu. Mereka menjual
jasa untuk mendapatkan imbalan. Ada di antara mereka yang bekerja secara
mandiri, dalam artian menjual skilnya langsung kepada pengguna akhir (end-user).
Ada pula yang bekerja secara tidak langsung, dalam artian menjual skilnya
kepada perusahaan atau majikan, bukan kepada end-user.
Ekonomi Informasi/Data
Pada perkembangan level ini, para pihak tidak
mentransaksikan barang atau jasa, tetapi informasi atau data. Penjual menjual
informasi/data dan pembeli pun membeli dalam wujud informasi/data juga. Misalnya,
saya membeli pulsa dalam wujud informasi di HP. Saya membayarnya tidak dengan
uang tunai, melainkan dengan data/informasi dalam rekening bank.
Saya membeli tiket maspakai penerbangan tidak dalam wujud
cetakan, melainkan dalam wujud informasi/data di HP, e-tiket. Saya membayarnya
pun juga tidak dengan wujud uang tunai, melainkan dalam wujud voucher
diskon. Saya memposting review di instagram dan blog, lalu mendapatkan imbalan
dalam wujud data/informasi di rekening bank saya.
Market Share
Masing-masing level dalam perekonomian di atas tidak saling
menafikan. Masing-masing masih tetap bertahan, namun dalam share yang
berbeda. Jika ditimbang berdasarkan jumlah nominal yang diputar di masing-masing
level, maka akan terbentuk piramida, di mana yang terbesar adalah ekonomi
ekstraktif, ekonomi post-ekstraksi; ekonomi jasa, dan informasi/data.
Namun dalam beberapa tahun belakangan, pola piramidanya
berubah total. Indikasinya sederhana: dalam satu kelas kewirausahaan dengan 40
peserta, hanya 1 orang yang tahu berapa harga gabah kering giling atau harga
singkong. Sementara itu, 40 peserta tahu berapa tarif internet. Empat puluh
peserta tahu Traveloka, Tokopedia, Gojek, dan menggunakan HP Android.
Artinya, piramidanya terbalik. []
Bahan diskusi di kelas Kewirausahaan 19 September 2016.
Comments