Skip to main content

Posts

Surat untuk Faruq, Anakku Sayang...

Untuk anakku, Faruq. Selamat beranjak dewasa, Anakku.  Faruq, ayah menulis surat ini beberapa hari setelah mengantarkanmu ke Dokter Rudi, yang mengkhitanmu. * * *  Hmm...  Kayaknya baru kemarin pagi, membacakan azan dan mengumandangkan iqamat di kedua telingamu. Kayaknya baru kemarin pagi, mengantarkanmu mengenakan seragam merah putih yang kedodoran. Kayaknya baru kemarin pagi, mengantarkanmu ke pondok untuk ikut mengaji sambil malu-malu kucing. Ah.... waktu begitu cepat.  Tak terasa kini kamu sudah beranjak dewasa. Dan kini sudah menjalani salah satu sunah nabimu, sunah penghulu nabi-nabimu, berkhitan.  * * *  Faruq anakku, ayah tak tahu kapan engkau akan membaca surat ini, tapi ayah berharap engkau berkesemaptan membacanya beberapa saat nanti, dan kembali membacanya kelak, saat engkau sudah benar-benar dewasa. * * *  Faruq anakku, setelah dikhitan, engkau kini bukanlah engkau yang kemarin.  Khitan adalah batas antara kanak-kanak dan kedewasaan. Khitan adalah penanda bahwa dirimu buka

Pengembangan Mediasi di PA Bantul

Oleh Muhamad Nasrudin  Berikut ini adalah catatan hasil monev mediasi di PA Bantul, 6 Januari 2023. Mohon dikoreksi kalau ada yang kurang tepat. Kondisi terkini tingkat keberhasilan mediasi di PA Bantul masih 26%. Akibatnya, rangking PA Bantul masih rendah. Padahal dalam skema penilaian antar PA se-Indonesia, mediasi memiliki poin 10%. Nilai mediasi di PA Bantul ini perlu ditingkatkan.  Maka, sistem pengelolaan mediasi diubah menjadi lebih kompetitif dengan monev triwulan dan reward sesuai tingkat keberhasilan per mediator. Makin tinggi tingkat keberhasilan, jadwal piket diperbanyak di periode selanjutnya. Penilaian mediator dimulai dengan presensi kehadiran dan keberhasilan kinerja mediator, baik dalam wujud akta perdamaian, cabut perkara, atau berhasil sebagian. Beberapa perbaikan yang diterapkan di PA Bantul di antaranya adalah pembuatan aplikasi mediasi. Dengan aplikasi ini, mediator dalam lebih cepat dan akurat dalam menyusun berkas seperti berita acara hingga laporan

Tentang Kuliah Metopen Kita

Teman2 semua. Nilai sudah selesai direkap. Tapi saya perlu menyampaikan beberapa hal yang sepertinya penting. Begini. Penelitian itu bersendikan kepada dua hal: penasaran dan kejujuran.  Rasa penasaran atau ingin tahu akan mendorong peneliti untuk terus belajar dan mencari tahu. Sementara itu, kejujuran mendorong peneliti untuk terus bergerak menuju ilmu pengetahuan yang sejati, bukan pengetahuan yang palsu dan menipu. Singkat kata.  Kejujuran dalam dunia akademik sangat penting. Oleh karena itu, plagiasi adalah dosa besar dalam dunia akademik. Oleh karena jujur itu penting, saya kemarin menantang teman-teman untuk jujur dalam pencapaian pembelajaran di kelas. Jika Anda merasa kurang memenuhi pencapaian pembelajaran di kelas dan berpotensi nilainya kurang, silahkan buat esai singkat. Esai yang Anda buat kemarin setidaknya melatih teman-teman untuk jujur dengan diri sendiri, tentang kapasitas diri sendiri, menganalisis kondisi diri sendiri, menemukan problem, dan merumuskan solusinya. 

Merawat Nyala Prestasi Mahasiswa

Muhamad Nasrudin Mengobarkan dan menjaga nyala semangat itu tidak mudah. Apalagi semangat belajar dan berprestasi bagi mahasiswa tingkat akhir. Hasil asesmen dalam s.id/CepetanSH yang dilakukan terhadap 304 mahasiswa HESy di semua angkatan menunjukkan hal tersebut. Mahasiswa tingkat akhir selalu memiliki problem serius dalam menjaga semangat berprestasi dan menuntaskan studi. Ada yang sudah mengulang mata kuliah berkali kali, tetapi ketika mengulang, ia jarang masuk ke kelas. Ada yang lama tidak menghadap dosen pembimbing. Ada yang mager. Ada yang galau. Ada yang sulit membagi waktu. Ada yang mulai putus asa. Ada yang tidak punya teman. Ada yang sibuk dengan kegiatan di luar kampus. Macam-macam. Semakin tinggi usia semester mahasiswa, makin berat juga beban mahasiswa. Itulah yang dialami mahasiswa kita. Mengacu pada hasil asesmen ini, Prodi HESy dan HIMAHES menyelenggarakan pelatihan Achievement Motivation Training (AMT) yang dibalut dalam workshop kewirausahaan. Pelatihan

Perkenalkan, #SalamTurots

Bocah cilik berbaju sederhana itu duduk di pojok belakang, di belakang santri-santri senior yang khusuk mengaji.  Ketika santri-santri senior sibuk mencatat petuah Guru, bocah cilik itu malah asyik bermain.  Telunjuk dan jempol tangan kanan menari di atas telapak tangan kiri, seolah-olah sedang menulis meskipun tanpa pena, tanpa tinta.  Sementara itu, sang Guru sedang mendedahkan kitab Muwatha, salah satu magnum opus -nya kepada seluruh santri.  Diam-diam, Sang Guru memperhatikan bocah cilik itu. Batinnya, anak itu sedang bermain di sini.   Hari keesokannya, Imam Malik, sang Guru kembali mendapati bocah cilik yang sama, duduk di tempat yang sama, kembali bermain jari.  Penasaran, sang Guru memanggil si bocah cilik tadi.  "Siapa namamu, Nak?", tanya sang Guru. "Muhammad bin Idris bin Syafi', Syaikh." "Kamu sedang bermain apa?"  'Saya mencatat pelajaran di telapak tangan kiri saya." "Mana penanya?" "Ini", bocah itu menunjukka

Mendampingi 4th Sharia Faculty National Moot Court Competition 2022

Mendebarkan. Ini yang dirasakan saat turut serta mengawal Lomba Sidang Semu antar mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum PTKIN se-Indonesia. Lomba ini memperebutkan piala bergilir dari Ketua Mahkamah Agung RI. Tiga event berturut-turut mendampingi Moot Court Community (MCC) IAIN Metro untuk berlaga di SFNMCC di IAIN Jember (2018) yang sempat membawa tropi juara 3; lanjut ke UIN Sunan Kalijaga (2019) yang berhenti di semifinal; dan IAIN Ponorogo (2021) sebagai juara harapan 2. Tahun ini, MCC IAIN Metro menjadi tuan rumah 4th SFNMCC 2022. Tidak mudah memang, mendampingi adik2 mahasiswa untuk berperan sebagai tuan rumah yang baik. Tapi pengalaman adik2 selama 4 tahun terakhir turut membantu memastikan lomba ini berjalan lancar. Dukungan dari berbagai lembaga juga luar biasa. PN Metro menyediakan lima ruangan untuk venue sidang sejak penyisihan hingga final. Beberapa kepala daerah juga berkontribusi memberikan tropi dan uang pembinaan. Pada event 4th SFNMCC ini, 16 PTKIN se-Indonesia menerju

Saat Khalifah Harun Al-Rasyid Diprotes Seorang Badui

Siang itu seorang Badui datang menemui Khalifah Harun Al-Rasyid.  Dengan kepongahan, si Badui itu mencecar Harun. "Dasar pemimpin zalim. Saya akan sampaikan kritik yang paling pedas yang pernah engkau dengar." Mata si Badui tadi melotot. Rupanya ia terpengaruh ajaran khawarij, yang dulu pernah mendemo Khalifah Ali bin Abi Thalib kw. "Tidak perlu kata-kata seperti itu, Saudaraku", kata Khalifah Harun dengan pelan. "Memangnya kenapa?!!", suara Badui itu makin tinggi. "Apa kau tak mengerti al-Quran?...", tanya Khalifah Harun. "Saya paham al-Quran!! Tidak seperti kamu!!"  "Kalau begitu, engkau pasti pernah pernah mendengar ayat ini: اذْهَبَا إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى (43) فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى (44) Pergilah kamu berdua (Musa dan Harun) kepada Fir’aun, Sesungguhnya dia telah melampaui batas;   Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ing